--> Skip to main content

Mengenal Lebih Dekat Tradisi Adat Indonesia yang Masih Dilestarikan

Tradisi Adat Indonesia adalah pilar utama yang membentuk identitas budaya bangsa ini. Dengan lebih dari 17.000 pulau, Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat beragam, yang tercermin dalam berbagai tradisi adat di seluruh pelosok negeri. Setiap daerah memiliki ritual dan upacara adatnya sendiri yang diwariskan secara turun-temurun, yang tidak hanya menggambarkan keragaman budaya tetapi juga semangat gotong royong dan kebersamaan.

Di tengah pesatnya modernisasi, tradisi adat yang masih dilestarikan di Indonesia tetap menunjukkan eksistensinya. Hal ini penting tidak hanya sebagai warisan leluhur tetapi juga sebagai media pembelajaran bagi generasi muda tentang nilai-nilai luhur, sejarah, dan kearifan lokal. Pelestarian budaya ini juga menarik minat wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, yang ingin merasakan pengalaman unik dari tradisi adat yang masih bertahan hingga kini, seperti Upacara Ngaben di Bali yang menarik banyak wisatawan untuk melihat prosesi kremasi jenazah yang penuh makna.

Melalui artikel ini, kita akan mengeksplorasi berbagai tradisi adat yang masih dilestarikan di Indonesia, memahami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, serta melihat bagaimana masyarakat menjaga dan melestarikan warisan ini di era globalisasi. Mari kita kenali lebih dalam budaya tradisional Indonesia yang begitu kaya dan penuh makna.

Penari tradisional Jawa melakukan upacara adat di depan candi kuno dengan kostum berwarna merah dan emas


Tradisi Adat yang Masih Dilestarikan di Indonesia

Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi yang unik, yang tetap dipelihara meskipun zaman terus berkembang. Dengan memahami dan melestarikan tradisi ini, kita dapat menjaga keberagaman budaya dan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh leluhur kita. Di bawah ini adalah beberapa pembahasan mengenai tradisi adat yang masih dijalankan hingga saat ini serta upaya-upaya yang dilakukan untuk melestarikannya.

Upacara Adat di Indonesia

Upacara adat merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Upacara ini mencerminkan keyakinan, nilai-nilai spiritual, serta hubungan erat antara manusia, alam, dan leluhur. Setiap upacara adat memiliki tujuan dan makna khusus yang diwariskan dari generasi ke generasi, yang memperkaya kebudayaan Indonesia dan memperkuat identitas masyarakat setempat.

Berikut adalah daftar beberapa upacara adat di Indonesia, beserta nama wilayah dan tujuan dari upacara tersebut:

  1. Ma'nene (Toraja, Sulawesi Selatan)
    Upacara penghormatan kepada leluhur dengan membersihkan dan mengganti pakaian jenazah sebagai bentuk bakti dan penghormatan. Tradisi ini menunjukkan hubungan yang erat antara masyarakat Toraja dengan leluhur mereka, serta keyakinan bahwa arwah leluhur tetap menjaga dan melindungi keluarga yang ditinggalkan.

  2. Erau (Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur)
    Upacara adat untuk merayakan keberhasilan pemerintahan dan mengucapkan syukur atas kesejahteraan yang dicapai. Upacara ini melibatkan berbagai ritual dan pertunjukan seni tradisional, yang mencerminkan kekayaan budaya Kerajaan Kutai.

  3. Upacara Ngalaksa (Sumedang, Jawa Barat)
    Upacara syukuran atas hasil panen padi yang dilakukan dengan membuat makanan tradisional dari hasil bumi. Tujuannya adalah untuk memohon berkah bagi panen berikutnya dan menjaga keseimbangan alam.

  4. Upacara Grebeg (Yogyakarta, Jawa Tengah)
    Upacara yang diadakan untuk memperingati hari-hari besar Islam, biasanya dengan pawai gunungan yang diarak menuju masjid. Gunungan berisi hasil bumi yang nantinya dibagikan kepada masyarakat sebagai simbol berkah dari Sultan.

  5. Upacara Kebo Ketan (Banyuwangi, Jawa Timur)
    Upacara adat untuk meminta kesuburan tanah dan keselamatan bagi masyarakat, dilakukan dengan melibatkan hewan kerbau yang dilumuri ketan hitam. Tradisi ini merupakan bentuk penghormatan kepada Dewi Sri, dewi pertanian dalam kepercayaan lokal.

  6. Nyepi (Bali)
    Upacara keagamaan Hindu untuk menyambut Tahun Baru Saka, dilakukan dengan berdiam diri dan meditasi untuk introspeksi diri. Selama Nyepi, aktivitas di luar rumah dihentikan total, termasuk transportasi dan layanan publik, untuk menciptakan suasana hening dan damai.

  7. Ngurit (Karimun Jawa, Jawa Tengah)
    Upacara awal penanaman padi sebagai wujud syukur dan harapan untuk hasil panen yang melimpah. Masyarakat melakukan ritual dengan membawa sesaji dan doa bersama agar tanaman padi tumbuh subur.

  8. Upacara Omed-Omedan (Bali)
    Upacara tahunan yang dilakukan oleh para pemuda Desa Sesetan untuk menjaga kebersamaan dan menghilangkan nasib buruk. Tradisi ini melibatkan tarik-menarik antar kelompok pemuda dan pemudi, yang dipercaya dapat membawa keberuntungan.

  9. Upacara Larung Sesaji (Pantai Selatan Jawa)
    Upacara adat untuk memberikan persembahan kepada laut sebagai bentuk syukur dan memohon keselamatan dari penguasa laut, Nyai Roro Kidul. Persembahan berupa sesaji dilarung ke laut sebagai simbol harmonisasi antara manusia dan alam.

  10. Upacara Mapasilaga Tedong (Toraja, Sulawesi Selatan)
    Ritual yang melibatkan adu kerbau sebagai bagian dari rangkaian upacara pemakaman Rambu Solo'. Adu kerbau ini mencerminkan status sosial keluarga dan merupakan bentuk penghormatan terakhir kepada almarhum.

  11. Mapag Sri (Cirebon, Jawa Barat)
    Upacara yang diadakan sebagai bentuk syukur atas hasil panen padi dan harapan untuk panen yang lebih baik di masa depan. Masyarakat mengarak Dewi Sri, simbol kesuburan, dan melakukan doa bersama.

  12. Melasti (Bali): Upacara pembersihan diri dan benda sakral sebelum perayaan Nyepi untuk menghilangkan segala hal negatif. Prosesi dilakukan dengan membawa pratima (arca suci) ke laut atau sungai untuk disucikan.

  13. Bakar Batu (Papua)
    Upacara memasak makanan bersama-sama sebagai tanda syukur dan kebersamaan di antara masyarakat suku Dani. Batu dipanaskan hingga merah, kemudian digunakan untuk memasak daging dan sayuran yang ditutup dengan daun.

  14. Tiwah (Kalimantan Tengah)
    Upacara pengantaran tulang belulang leluhur ke tempat yang lebih tinggi untuk membantu arwah mencapai alam kedamaian. Ritual ini melibatkan tarian dan musik tradisional, serta penyembelihan hewan kurban.

  15. Dugderan (Semarang, Jawa Tengah)
    Upacara menyambut datangnya bulan Ramadan yang diwarnai dengan pawai budaya dan atraksi barongan. Tradisi ini bertujuan untuk mengumumkan kepada masyarakat bahwa bulan puasa telah tiba.

  16. Seren Taun (Kuningan, Jawa Barat)
    Upacara yang diadakan untuk mensyukuri hasil panen dan memohon keberkahan untuk masa tanam berikutnya. Masyarakat membawa hasil bumi ke dalam lumbung padi dan melakukan doa bersama.

  17. Reba (Ngada, Nusa Tenggara Timur)
    Upacara adat sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan ungkapan syukur atas keberhasilan panen. Tradisi ini melibatkan tarian, musik, dan penyajian makanan khas.

  18. Peusijuek (Aceh)
    Upacara adat untuk memberikan berkah dan keselamatan bagi seseorang atau acara tertentu, biasanya saat pernikahan atau kelahiran. Prosesi melibatkan penaburan tepung tawar dan doa-doa khusus.

  19. Kebo-Keboan (Banyuwangi, Jawa Timur)
    Upacara tolak bala dan memohon kesuburan tanah yang dilakukan dengan menirukan kerbau membajak sawah. Orang-orang berdandan seperti kerbau dan melakukan ritual di sawah.

  20. Wiwiwit (Gunung Kidul, Yogyakarta)
    Upacara awal tanam padi yang dilakukan untuk memohon keberkahan dan hasil panen yang melimpah. Masyarakat membawa bibit padi ke sawah dengan prosesi adat dan doa.

  21. Ngaben (Bali)
    Upacara kremasi jenazah untuk menghormati leluhur dan membantu arwah menuju kedamaian. Prosesi ini melibatkan pembuatan bade (menara) dan lembu dari kayu sebagai sarana pembakaran jenazah.

  22. Tabuik (Pariaman, Sumatera Barat)
    Upacara yang diadakan untuk memperingati Hari Asyura, menggambarkan pengorbanan dan perjuangan cucu Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini melibatkan pawai dan pelepasan tabuik ke laut.

  23. Rambu Solo' (Toraja, Sulawesi Selatan)
    Upacara pemakaman yang dianggap sebagai perayaan bagi kehidupan arwah menuju alam baka. Prosesi ini bisa berlangsung beberapa hari dengan berbagai ritual adat.

  24. Kasada (Gunung Bromo, Jawa Timur)
    Upacara persembahan hasil panen ke dalam kawah gunung sebagai ungkapan syukur kepada Sang Hyang Widhi. Masyarakat suku Tengger membawa sesaji dan melemparkannya ke kawah Bromo.

  25. Sekaten (Yogyakarta, Jawa Tengah)
    Upacara yang diadakan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW, menampilkan gamelan dan berbagai atraksi budaya. Tradisi ini berlangsung selama seminggu di alun-alun keraton.

  26. Gawai Dayak (Kalimantan Barat)
    Festival syukuran setelah panen sebagai bentuk terima kasih kepada dewa-dewa atas hasil pertanian. Acara ini dimeriahkan dengan tarian, musik, dan upacara adat.

  27. Pasola (Sumba, Nusa Tenggara Timur)
    Upacara adu tombak antara dua kelompok sebagai bagian dari ritual meminta kesuburan tanah dan hasil panen yang melimpah. Tradisi ini juga menjadi ajang pembuktian keberanian dan keahlian berkuda.

Budaya Tradisional Indonesia

Budaya tradisional Indonesia mencakup berbagai elemen, seperti seni pertunjukan, bahasa, pakaian, hingga makanan. Budaya ini menjadi cerminan kehidupan sosial dan nilai-nilai yang dianut masyarakat Indonesia dari masa ke masa. Setiap elemen budaya tradisional memiliki perannya masing-masing dalam kehidupan masyarakat.

1. Wayang Kulit

Salah satu bentuk budaya yang masih dilestarikan adalah Wayang Kulit, sebuah seni pertunjukan bayangan yang sangat populer di Jawa. Wayang Kulit sering digunakan sebagai media pendidikan, hiburan, dan penyampaian pesan moral. Dalam pertunjukan ini, kisah-kisah epik seperti Mahabharata dan Ramayana disampaikan dengan cara yang penuh makna, menggambarkan pergulatan antara kebaikan dan kejahatan. Pertunjukan wayang juga kerap digunakan dalam upacara-upacara tertentu untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan.

2. Tenun Ikat

Di daerah Nusa Tenggara Timur, Tenun Ikat menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat. Proses pembuatan kain tenun ini masih menggunakan teknik tradisional yang diwariskan turun-temurun. Setiap motif tenun memiliki makna khusus yang mencerminkan filosofi kehidupan, hubungan dengan alam, dan harapan masyarakat setempat. Kain tenun ikat tidak hanya dipakai sebagai busana sehari-hari tetapi juga digunakan dalam upacara adat dan ritual keagamaan sebagai simbol status sosial dan spiritualitas.

3. Tari Saman

Tari Saman dari Aceh juga menjadi contoh budaya tradisional yang kaya akan nilai-nilai religius dan sosial. Tari Saman biasanya ditampilkan pada acara-acara penting seperti perayaan hari besar Islam atau upacara adat. Tari ini melibatkan banyak penari yang bergerak dengan ritme cepat dan serempak, mencerminkan kebersamaan dan kekompakan masyarakat Aceh. Tari Saman tidak hanya menjadi hiburan tetapi juga media dakwah untuk menyampaikan pesan-pesan kebaikan.

4. Kuliner Tradisional

Budaya tradisional Indonesia juga terlihat dalam kuliner khas yang diwariskan secara turun-temurun. Rendang dari Sumatera Barat, misalnya, bukan hanya makanan tetapi juga simbol gotong royong karena proses pembuatannya yang melibatkan banyak orang. Gudeg dari Yogyakarta juga memiliki nilai historis sebagai makanan yang lahir dari kearifan lokal dan terus menjadi bagian dari identitas masyarakat setempat.

5. Pakaian Adat

Budaya tradisional Indonesia juga dapat dilihat dalam pakaian adat yang dikenakan pada upacara-upacara tertentu, seperti Baju Bodo dari Sulawesi Selatan yang dipakai pada upacara pernikahan. Setiap pakaian adat memiliki makna tersendiri, misalnya warna dan motif yang dipilih melambangkan status sosial, keberanian, atau kemakmuran.

Melalui berbagai elemen budaya ini, Indonesia menunjukkan keberagamannya yang unik dan kaya. Budaya tradisional Indonesia tidak hanya menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, tetapi juga mengajarkan tentang nilai-nilai kehidupan, solidaritas, dan rasa syukur yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Keunikan Tradisi Adat dari Berbagai Daerah di Indonesia

Tradisi adat di Indonesia mencerminkan keanekaragaman budaya yang kaya dan memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat. Setiap tradisi mencerminkan sistem kepercayaan, nilai sosial, dan hubungan yang erat antara manusia dengan alam dan leluhur mereka. Tradisi adat tidak hanya menjadi bagian dari identitas budaya tetapi juga sebagai sarana untuk menjaga nilai-nilai leluhur agar tetap hidup dalam kehidupan masyarakat modern.

Tradisi Unik di Indonesia

Tradisi unik di Indonesia mencerminkan kekayaan budaya yang tak ternilai dan kepercayaan yang dipegang erat oleh setiap suku bangsa. Berikut adalah daftar tradisi unik di Indonesia beserta wilayahnya dan tujuan diadakannya tradisi tersebut:

  1. Rambu Solo' (Toraja, Sulawesi Selatan)
    Upacara pemakaman yang dianggap sebagai perayaan bagi kehidupan arwah menuju alam baka. Tradisi ini bertujuan untuk mengantarkan arwah leluhur ke alam roh dengan penuh penghormatan dan memastikan mereka mendapatkan tempat yang layak di alam baka.

  2. Gawai Dayak (Kalimantan Barat)
    Festival syukuran setelah panen sebagai bentuk terima kasih kepada dewa-dewa atas hasil pertanian. Tujuannya adalah untuk memohon keberkahan dan kesejahteraan masyarakat serta menjaga hubungan harmonis dengan alam.

  3. Kasada (Gunung Bromo, Jawa Timur)
    Upacara persembahan hasil panen ke dalam kawah gunung sebagai ungkapan syukur kepada Sang Hyang Widhi. Tujuannya adalah untuk memohon perlindungan dan kesejahteraan dari alam serta menghormati leluhur suku Tengger.

  4. Omed-Omedan (Bali)
    Tradisi yang dilakukan oleh pemuda-pemudi Desa Sesetan sebagai simbol kebersamaan dan untuk mengusir nasib buruk. Upacara ini bertujuan untuk menjaga keharmonisan dalam masyarakat dan mempererat tali persaudaraan.

  5. Mapasilaga Tedong (Toraja, Sulawesi Selatan)
    Ritual adu kerbau yang menjadi bagian dari rangkaian upacara pemakaman Rambu Solo'. Tujuannya adalah untuk menunjukkan status sosial keluarga yang mengadakan upacara tersebut dan sebagai bentuk penghormatan kepada almarhum.

  6. Kebo-Keboan (Banyuwangi, Jawa Timur)
    Upacara tolak bala dan memohon kesuburan tanah yang dilakukan dengan menirukan kerbau membajak sawah. Tujuannya adalah untuk memohon keberkahan bagi hasil pertanian masyarakat dan menjaga keseimbangan alam.

  7. Larung Sesaji (Pantai Selatan Jawa)
    Upacara adat untuk memberikan persembahan kepada laut sebagai bentuk syukur dan memohon keselamatan dari penguasa laut, Nyai Roro Kidul. Tradisi ini mencerminkan hubungan harmonis antara manusia dan alam laut.

  8. Tiwah (Kalimantan Tengah)
    Upacara pengantaran tulang belulang leluhur ke tempat yang lebih tinggi untuk membantu arwah mencapai alam kedamaian. Tujuan utama adalah memberikan penghormatan terakhir dan memastikan arwah leluhur mencapai tempat yang layak.

  9. Dugderan (Semarang, Jawa Tengah)
    Upacara menyambut datangnya bulan Ramadan dengan pawai budaya dan atraksi barongan. Tujuannya adalah untuk menandai dimulainya bulan suci bagi umat Muslim dan mempererat hubungan sosial di masyarakat.

  10. Reba (Ngada, Nusa Tenggara Timur)
    Upacara adat sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan ungkapan syukur atas keberhasilan panen. Tradisi ini melibatkan seluruh komunitas dan memperkuat solidaritas sosial.

  11. Seren Taun (Kuningan, Jawa Barat)
    Upacara syukuran atas hasil panen dan memohon keberkahan untuk masa tanam berikutnya. Tujuannya adalah untuk menjaga keseimbangan alam dan memberikan penghormatan kepada Dewi Padi.

  12. Ma'nene (Toraja, Sulawesi Selatan)
    Upacara penghormatan kepada leluhur dengan mengganti pakaian jenazah. Tradisi ini menunjukkan rasa bakti dan menjaga hubungan dengan leluhur, serta dipercaya membawa keberuntungan bagi keluarga.

  13. Pasola (Sumba, Nusa Tenggara Timur)
    Upacara adu tombak antar dua kelompok sebagai bagian dari ritual meminta kesuburan tanah dan hasil panen yang melimpah. Tradisi ini juga menjadi ajang menunjukkan keberanian dan keterampilan para pria Sumba.

  14. Ngaben (Bali)
    Upacara kremasi jenazah untuk menghormati leluhur dan membantu arwah menuju kedamaian. Tujuannya adalah untuk membebaskan arwah dari ikatan duniawi dan memungkinkan reinkarnasi.

  15. Melasti (Bali)
    Upacara pembersihan diri dan benda sakral sebelum perayaan Nyepi untuk menghilangkan segala hal negatif. Tradisi ini bertujuan untuk menyucikan alam semesta dan diri sendiri dari pengaruh buruk.

Bagaimana Tradisi Adat Indonesia Dijaga dan Dilestarikan

Bagaimana tradisi adat Indonesia dijaga dan dilestarikan adalah pertanyaan yang penting di era modern ini. Pelestarian tradisi dilakukan melalui berbagai cara, termasuk peran pemerintah, akademisi, pemerhati adat, dan masyarakat.

  • Peran Pemerintah
    Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mendukung pelestarian tradisi adat, seperti menetapkan hari-hari besar budaya, memberikan dukungan finansial untuk penyelenggaraan upacara, dan melindungi warisan budaya melalui undang-undang. Pemerintah daerah juga aktif mengadakan festival budaya untuk mempromosikan budaya tradisional dan menarik wisatawan.

  • Peran Akademisi
    Penelitian dan dokumentasi oleh akademisi membantu memahami konteks historis dan sosial dari tradisi adat. Universitas-universitas menyediakan program studi yang berfokus pada budaya lokal untuk mendidik generasi muda dalam pelestarian budaya.

  • Peran Pemerhati Adat
    Komunitas adat dan organisasi non-pemerintah berperan aktif dalam melestarikan tradisi melalui program lokakarya budaya dan pelatihan keterampilan tradisional. Mereka memastikan bahwa pengetahuan dan keterampilan budaya diwariskan kepada generasi muda.

  • Peran Masyarakat Umum
    Partisipasi aktif masyarakat dalam upacara adat memastikan tradisi tetap hidup. Masyarakat secara sukarela mengumpulkan dana dan sumber daya untuk menyelenggarakan upacara adat secara rutin, menunjukkan pentingnya tradisi bagi identitas komunitas lokal.

  • Pemanfaatan Teknologi
    Teknologi digital dan media sosial digunakan untuk mendokumentasikan dan mempromosikan tradisi adat kepada generasi muda dan khalayak internasional. Video dokumentasi dan konten edukatif di platform online meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pelestarian budaya.

Dengan demikian, pelestarian tradisi adat Indonesia melibatkan berbagai pihak dengan pendekatan yang beragam, menunjukkan bahwa pelestarian budaya adalah tanggung jawab bersama.

Mengapa Tradisi Adat di Indonesia Perlu Dilestarikan

Pelestarian tradisi adat sangat penting karena nilai-nilai yang terkandung di dalamnya merupakan warisan budaya Indonesia yang tidak ternilai harganya. Tradisi ini mengajarkan tentang gotong royong, toleransi, dan keharmonisan dengan alam. Selain itu, banyak tradisi adat yang memiliki potensi besar dalam sektor pariwisata, yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat lokal.

Misalnya, ritual adat seperti Kasada di Gunung Bromo menarik banyak wisatawan yang ingin menyaksikan prosesi persembahan suku Tengger kepada Sang Hyang Widhi. Dengan adanya minat dari wisatawan, masyarakat setempat mendapatkan keuntungan ekonomi, sementara warisan budaya mereka tetap lestari.

Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa tradisi adat di Indonesia perlu dilestarikan:

  • Identitas Budaya yang Unik
    Pelestarian tradisi adat membantu menjaga identitas nasional yang kuat dan mengakar, sehingga generasi muda tidak kehilangan jati diri mereka di tengah arus globalisasi.

  • Pendidikan Nilai dan Moral
    Tradisi adat mengandung nilai-nilai luhur yang diwariskan dan dipelajari oleh generasi berikutnya, memberikan dasar moral yang kokoh.

  • Potensi Pariwisata dan Ekonomi
    Tradisi adat memiliki daya tarik bagi wisatawan, membantu perekonomian masyarakat lokal dan menciptakan peluang ekonomi yang signifikan.

  • Keberagaman sebagai Kekuatan
    Melestarikan tradisi adat menjaga keberagaman Indonesia yang kaya, memperkuat persatuan dalam perbedaan.

  • Pelestarian Kearifan Lokal
    Tradisi adat mencakup kearifan lokal yang relevan dengan tantangan modern, seperti keberlanjutan lingkungan dan praktik ekologis.

  • Meningkatkan Solidaritas Sosial
    Upacara adat yang melibatkan seluruh anggota komunitas meningkatkan rasa kebersamaan dan solidaritas sosial.

  • Warisan untuk Generasi Mendatang
    Tradisi adat adalah warisan berharga yang memberikan landasan sejarah dan budaya yang kaya bagi generasi mendatang.

  • Mengatasi Tantangan Globalisasi
    Pelestarian tradisi adat membantu mempertahankan keunikan dan kekayaan budaya lokal dalam menghadapi homogenisasi budaya.


Kesimpulan

Tradisi adat Indonesia yang masih dilestarikan hingga kini adalah bukti nyata dari kekayaan budaya dan keindahan identitas bangsa. Dari upacara adat di Indonesia seperti Ngaben di Bali hingga tradisi unik di Indonesia seperti Rambu Solo' di Toraja, setiap tradisi memiliki makna yang dalam dan mengajarkan nilai-nilai luhur kepada generasi penerus. Pelestarian tradisi ini bukan hanya tentang menjaga masa lalu, tetapi juga membangun masa depan yang berakar kuat pada warisan budaya kita.

"Melestarikan tradisi adalah cara kita menjaga jati diri bangsa, agar tidak tergerus oleh perubahan zaman."

Artikel ini dibuat hanya untuk informasi semata. Jika Anda merasa terbantu oleh artikel ini, mohon keikhlasannya untuk mendoakan supaya Tuhan selalu melimpahkan kebaikan kepada Fuji Mulia sekeluarga. Terima kasih.

Referensi:
1. Indonesia Kaya. Ngaben, Upacara Pembakaran Jenazah di Bali: https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/ngaben-upacara-pembakaran-jenazah-di-bali. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2024
2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Wayang Kulit: https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/wayang-kulit. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2024
3. Toraja Travel. Rambu Solo' Ceremony: https://www.torajatravel.com/rambu-solo-ceremony. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2024