Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu strategi dalam memecahkan masalah pembelajaran di kelas dengan menggunakan tindakan secara bertahap.
Menurut Sudikin et al., (Taniredja, 2010), PTK sebagai bentuk penelaahan penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan/atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional.
Stanford menyatakan PTK merupakan kegiatan siklis yang bersifat menyeluruh, terdiri atas analisis, penemuan fakta, konseptualisasi, perencanaan, pelaksanaan, penemuan fakta tambahan, dan evaluasi (Taniredja, 2010).
Suhendar (2008) menyatakan pada dasarnya PTK terdiri dari empat tahapan dasar, yaitu:
- perencanaan (planning),
- pelaksanaan (acting),
- pengamatan (observing), dan
- refleksi (reflecting).
Keempat tahapan tersebut saling terkait dan berkesinambungan. Tahapan ini diawali oleh suatu tahapan pra PTK yang sangat esensial untuk dilaksanakan sebelum suatu rencana tindakan disusun. Tahapan pra PTK meliputi identifikasi masalah, analisis berserta rumusan maslah, dan rencana penyelesaian masalah.
Menurut Muslich (2009), PTK dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolah. Penelitian ini bermanfaat dalam perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran, baik dalam hal kinerja belajar dan kompetensi siswa, kompetensi guru, penggunaan media dan sumber belajar, prosedur dan alat evaluasi pembelajaran, hingga peningkatan penerapan kurikulum.
PTK memiliki karakteristik khusus yang dapat membedakannya dengan penelitian lain. Menurut Sudikin et al. (Taniredja, 2010), problem dalam PTK yang diangkat untuk dipecahkan harus selalu berangkat dari persoalan praktik pembelajaran sehari-hari yang dihadapi guru. Selain itu, di dalam PTK terdapat tindakan-tindakan atau aksi tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas.
Menurut Muslich (2009), PTK bersifat situasional, yaitu selalu dilakukan dalam situasi dan kondisi tertentu. PTK juga bersifat kontekstual, yaitu hanya berlaku untuk kelas dan topik mata pelajaran tertentu sehingga simpulan atau hasilnya pun hanya dapat diarahkan pada konteks yang bersangkutan, bukan untuk konteks yang lain. Selain itu, PTK dapat dilakukan secara kolaboratif, yaitu kerja sama antara guru kelas dan observer dari luar kelas. Kerja sama ini berlangsung baik dalam observasi masalah, penentuan tindakan, perancangan pembelajaran, evaluasi dan refleksi.
Pada pelaksanaannya, kegiatan siklus ini dapat berlangsung dalam beberapa siklus. Setiap siklus mengandung perencanaan tindakan, pelaksanaan dan observasi, serta refleksi dari tindakan tersebut yang akan mengarah pada perencanaan tindakan lanjutan pada siklus selanjutnya.
Itulah penjelasan mengenai Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berhasil Trigonal Media rangkumkan. Jika Anda memiliki saran, koreksi, pertanyaan, atau tambahan, jangan sungkan untuk menuliskannya di kolom komentar. Terima kasih.
Artikel ini dibuat hanya untuk informasi semata. Jika Anda merasa terbantu oleh artikel ini, mohon keikhlasannya untuk mendoakan supaya Tuhan selalu melimpahkan kebaikan kepada Trigonal Media sekeluarga. Terima kasih.
Anda ingin berkomentar? punya pertanyaan? atau ingin memberikan kritik dan saran?
Sampaikan semuanya di: Hubungi Kami
REFERENSI
Artikel:
1. Muslich, Mansur. 2009. Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
2. Taniredja, Tukiran. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta
3. Sumber lainnya
Gambar:
canva.com