Panduan Lengkap Penulisan Huruf Kapital dalam Bahasa Indonesia
Penulisan huruf kapital dalam bahasa Indonesia memiliki aturan yang sering kali dilupakan oleh penggunanya. Meskipun tampak sepele, aturan ini sebenarnya cukup rumit dan memerlukan perhatian khusus. Huruf kapital tidak hanya digunakan untuk menandai awal kalimat atau nama diri, tetapi juga berfungsi untuk memberikan makna yang jelas dan benar dalam sebuah teks. Kesalahan dalam penggunaan huruf kapital dapat mengurangi kualitas tulisan dan menyebabkan kebingungan bagi pembaca.
Artikel ini akan membahas secara rinci kaidah penulisan huruf kapital, yang dirangkum dari berbagai sumber tepercaya, termasuk dari Pusat Pembinaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dengan memahami dan mengikuti aturan ini, Anda dapat memastikan bahwa tulisan Anda tidak hanya benar secara tata bahasa, tetapi juga mudah dipahami oleh pembaca.
Pengertian huruf kapital
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, huruf kapital adalah
1) huruf yang berukuran dan berbentuk khusus (lebih besar daripada huruf biasa), biasanya digunakan sebagai huruf pertama dari kata pertama dalam kalimat, huruf pertama nama diri dan sebagainya, seperti A, B, H;
2) huruf besar
Contoh huruf kapital
Di bawah ini adalah contoh huruf kapital:
A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y, Z
Sedangkan huruf nonkapital atau sering disebut juga huruf biasa adalah sebagai berikut:
a, b, c, d, e, f, g, h, i, j, k, l, m, n, o, p, q, r, s, t, u, v, w, x, y, z
Pedoman penulisan huruf kapital
Penggunaan huruf kapital yang benar berikut ini, Trigonal Media ambil dari buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (2016: 5-13) 2 sebagai berikut:
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
Contoh: Apa maksudnya? - Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
Contoh: Amir Hamzah - Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang merupakan nama jenis atau satuan ukuran.
Contoh: ikan mujair - Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna ‘anak dari’, seperti bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata tugas.
Contoh: Abdul Rahman bin Zaini - Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
Contoh: Adik bertanya, “Kapan kita pulang?” - Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Contoh: Islam - Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang.
Contoh: Sultan Hasanuddin - Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan.
Contoh: Selamat datang, Yang Mulia. - Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh: Wakil Presiden Adam Malik - Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Contoh: bangsa Indonesia - Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital.
Contoh: keinggris-inggrisan - Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya.
Contoh: tahun Hijriah tarikh Masehi - Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.
Contoh: Konferensi Asia Afrika - Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama tidak ditulis dengan huruf kapital.
Contoh: Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia. - Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Contoh: Jakarta Asia Tenggara - Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis dengan huruf kapital.
Contoh: berlayar ke teluk mandi di sungai - Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis tidak ditulis dengan huruf kapital.
Contoh: jeruk bali (Citrus maxima) - Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis dapat dikontraskan atau disejajarkan dengan nama jenis lain dalam kelompoknya.
Contoh: gula jawa, gula pasir, gula tebu, dan gula aren - Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.
Contoh: Republik Indonesia - Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
Contoh: Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma. - Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan.
Contoh: S.H. sarjana hukum - Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
Contoh: “Kapan Bapak berangkat?” tanya Hasan. - Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan penyapaan atau pengacuan.
Contoh: Kita harus menghormati bapak dan ibu kita. - Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital.
Contoh: Siapa nama Anda?
Kesalahan umum penggunaan huruf kapital
Sriyanto (2014: 18-31)3 menjelaskan secara terperinci beberapa kesalahan umum dalam penulisan huruf kapital:
1. Nama jenjang pendidikan tidak menggunakan huruf kapital, kecuali diikuti oleh nama diri lembaga tersebut.
Contoh salah:
Dibutuhkan 12 jam perjalanan untuk mencapai Sekolah Dasar itu.
Contoh benar:
Dibutuhkan 12 jam perjalanan untuk mencapai sekolah dasar itu.
Scholes adalah siswa kelas 6 Sekolah Dasar Negeri I Bojongmalang, Kabupaten Ciamis.
Nama Sekolah Dasar Negeri I Bojongmalang, Kabupaten Ciamis hanya satu-satunya di dunia ini. Itulah yang disebut nama diri, dalam hal ini nama diri lembaga. Karena sekolah dasar negeri dan perguruan tinggi menjadi bagian nama diri, maka penulisan setiap awal kata menggunakan huruf kapital.
2. Gelar akademik ditulis dengan huruf awal kapital jika diikuti atau didahului nama orang.
Contoh salah:
Untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan dibutuhkan kerja keras dan pengorbanan.
Contoh benar:
Untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan dibutuhkan kerja keras dan pengorbanan.
Sebagai pemimpin, Insinyur Ridwan Kamil harus menjadi contoh yang baik bagi masyarakat.
3. Nama jabatan ditulis dengan huruf awal kapital jika diikuti nama orang, instansi, atau tempat.
Contoh salah:
Setiap hari Jumat, Lurah dan jajarannya selalu membersihkan lingkungan masjid.
Contoh benar:
Setiap hari Jumat, lurah dan jajarannya selalu membersihkan lingkungan masjid.
Setiap hari Jumat, Gubernur Zumi Zola selalu blusukan ke pasar tradisional.
Kesimpulan
Penggunaan huruf kapital dalam bahasa Indonesia memiliki aturan yang jelas dan harus diikuti untuk menjaga kejelasan dan kebenaran penulisan. Meskipun terlihat sederhana, kesalahan dalam penerapan huruf kapital dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap kualitas tulisan. Dengan memahami dan mengikuti pedoman yang ada, Anda dapat memastikan bahwa penulisan huruf kapital dalam karya tulis Anda selalu tepat dan sesuai aturan.
Itulah penjelasan mengenai penggunaan huruf kapital yang berhasil Trigonal Media rangkumkan.
Artikel ini dibuat hanya untuk informasi semata. Jika Anda merasa terbantu oleh artikel ini, mohon keikhlasannya untuk mendoakan supaya Tuhan selalu melimpahkan kebaikan kepada Trigonal Media sekeluarga. Terima kasih.
Anda ingin berkomentar? punya pertanyaan? atau ingin memberikan kritik dan saran?
Sampaikan semuanya di: Hubungi Kami
REFERENSI
Artikel:
1. Wikipedia. Pedoman penulisan huruf kapital. Diakses pada tanggal: 02/02/2017
2. Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia. (2016). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
3. Drs. Sriyanto, M.M., M.Pd. (2014). Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia: Ejaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Gambar:
Dokumen pribadi