Tingkat Kemasakan Buah #1
Secara morfologi buah merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi daya perkecambahan benih. Benih yang dipanen tingkat kemasakan fisiologisnya belum tercapai tidak memiliki viabilitas tinggi. Bahkan pada beberapa jenis tanaman, benih yang demikian tidak akan dapat berkecambah. Diduga pada tingkat tersebut benih belum memiliki cadangan makanan yang cukup. Benih yang telah tercapai tingkat kemasakan maka akan terjadi pemindahan cadangan makanan yang cukup dari tanaman tanpa adanya kerusakan pada perkecambahan.
Selama proses pemasakan buah beberapa sel di bagian tengah dan dalam dari daun buahnya dapat hancur. Pada perkembangan bakal bijinya, setelah penyerbukan maka jaringan parenkim pada plasenta tumbuh sekitar funikula (ari-ari biji). Parenkim itu terus tumbuh sampai menutupi seluruh biji-biji yang berkembang. Sel-sel jaringan ini berdinding tipis dan membentuk jaringan homogen. Sel-sel ini tidak melebar dengan pericarp tetapi menempel padanya dan juga pada biji-biji. Mula-mula jaringan parenkim itu kukuh, tetapi ketika buahnya menjadi masak, dinding selnya menjadi lebih tipis dan sel-sel itu sebagian menjadi rusak. (Sutopo, 2002: 25).
Dalam suatu proses pemasakan buah terjadi adanya rangkaian kompleks dari perubahan-perubahan morfologik, fisiologi, dan biokimia. Menurut Abidin (1987: 139), metabolisme pemasakan buah terjadi dalam beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:
- Tahap Pertama
Pemasakan buah dimulai dengan adanya penambahan jumlah lapisan dalam mesocarp dan penebalan pericarp. Sel-sel di bagian tengah dan dalam dari daun buah menjadi hancur, disertai dengan perkembangan bakal biji. Pada pertumbuhan sel telur yang telah dibuahi, diikuti dengan proses pembagian diri menjadi embrio dan kulit pelindung. - Tahap Kedua
Jaringan parenkim pada plasenta tumbuh sampai menutupi seluruh biji-biji yang berkembang. Jaringan parenkim tumbuh disekitar funikula (ari-ari biji). - Tahap Ketiga
Pada tahap ini terjadi adanya penguraian secara konversi dari bahan-bahan seperti amilum dan asam-asam organik menjadi gula. Pada tahap ini, buah akan terasa manis, dan terus diikuti dengan penguraian klorofil dan penguraian pragmen merah dan biru yang menyebabkan perubahan warna dari warna hijau menjadi warna kuning, oranye, dan merah. - Tahap Keempat
Pemasakan biji umumnya bersamaan dengan pengumpulan cadangan makanan pada saat proses pemasakan buah. Proses pemasakan buah dipengaruhi oleh hormon etilen dalam konsentrasi yang tinggi di dalam buah. Dan etilen juga mempengaruhi terhadap perubahan rasa dan bentuk menjadi lunak.
Menurut Hartman dan Kester (1986: 15) bahwa biasanya tanaman yang telah mencapai tingkat kemasakan yang maksimal tidak akan mempengaruhi benih, walaupun dalam keadaan kering, tidak akan terjadi kekisutan pada benih. Benih yang di panen sebelum tercapai tingkat kemasakan buah yang maksimal atau matang, embrio tidak cukup masak, maka perkecambahan biji menjadi lemah, mengerut, tidak berkualitas, dan pendek daya hidupnya.
Artikel ini dibuat hanya untuk informasi semata. Jika Anda ingin mengetahui lebih jauh tentang pembahasan ini, silakan baca buku atau sumber informasi yang ada di bagian referensi. Terima kasih.
REFERENSI
Artikel:
1. Sutopo, Lita, 2002, Tehnologi Benih, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
2. Abidin, Zaenal.1987. Ilmu Tanaman, Angkasa, Bandung
3. Hartman dan Koster, 1986, Plant Propagation Principles and Practice. 4th Edition. Prentice Hall of India Private Limited, New York.
Gambar:
Berbagai sumber