Makna Sila-sila Pancasila
Pancasila sebagai sebuah ideologi negara, haruslah menjadi tiang penopang setiap sisi kehidupan bernegara. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai makna dibalik kelima sila Pancasila.
Pada hakikatnya sila-sila Pancasila itu adalah satu kesatuan. Oleh karena itu, meskipun kelima sila tersebut memiliki nilai-nilai yang berbeda tetapi mereka memiliki keterkaitan yang sangat erat.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa memiliki nilai-nilai yang meliputi dan menjiwai keempat sila lainnya. Di dalamnya terkandung makna bahwa negara Indonesia adalah salah satu cara manusia untuk mengagungkan Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, segala hal yang berkaitan dengan kegiatan berbangsa dan bernegara harus dijiwai dengan nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.
Jadi dapat disimpulkan, bahwa negara wajib:
- Menjamin kemerdekaan setiap warga negara tanpa diskriminasi untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya dengan menciptakan suasana yang baik.
- Memajukan toleransi dan kerukunan agama.
- Menjalankan tugasnya untuk meningkatkan kesejahteraan umum sebagai tanggung jawab yang suci.
Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sila kemanusiaan yang adil dan beradab didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, serta mendasari dan menjiwai ketiga sila berikutnya. Nilai sila ini bersumber dari filosofis bahwa pada hakikatnya manusia adalah susunan jiwa dan raga, makhluk individu dan sosial, serta makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, setiap manusia, terutama warga negara Indonesia, harus diperlakukan dengan adil dan manusiawi.
Jadi dapat disimpulkan, bahwa negara wajib:
- Negara untuk mengakui dan memperlakukan semua warga sebagai manusia yang dikaruniai martabat mulia dan hak-hak serta kewajiban kewajiban asasi.
- Semua bangsa sebagai warga dunia bersama-sama membangun di dunia baru yang lebih baik berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Baca: Fakta-fakta Jenderal Ahmad Yani
Sila Persatuan Indonesia
Sila persatuan Indonesia mengandung nilai bahwa negara adalah mewakili kodrat manusia monodualis, yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Negara adalah persekutuan hidup bersama antara elemen-elemen yang membentuknya, seperti suku dan golongan agama. Konsekuensi dari negara majemuk tersebut adalah keanekaragaman elemen penyusunnya tetapi harus tetap satu, atau lebih dikenal dengan sebutan Bhinneka Tunggal Ika. Oleh karena itu, negara dan warga negaranya harus menjamin dan menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa negara wajib untuk:
membela dan mengembangkan Indonesia sebagai suatu negara yang bersatu, memiliki solidaritas yang tinggi dan hidup rukun, membina dan menjunjung tinggi kebudayaan dan kepribadian nasional, serta memperjuangkan kepentingan nasional.
Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Nilai yang terkandung dalam sila keempat ini adalah rakyat merupakan tonggak dasar negara dan dipimpin oleh para wakilnya melalui musyawarah mufakat untuk mencapai kesejahteraan bersama. Atau dengan kata lain, negara itu dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Oleh karena itu, apapun yang dimusyawarahkan oleh para wakil rakyat, baik itu pemerintah, MPR, dan DPR haruslah untuk kepentingan rakyat dan bukan untuk kepentingan satu golongan saja.
Maka, negara wajib:
mengakui dan menghargai kedaulatan rakyat serta mengusahakan agar rakyat melaksanakan kedaulatannya secara demokratis tanpa diskriminasi melalui wakil-wakilnya. Negara wajib mendengarkan suara rakyat dan memperjuangkan kepentingan seluruh rakyat.
Baca: Brigadir Piether, Polisi Super Dari Mamuju
Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sila yang terakhir ini merupakan tujuan dijalankannya negara Indonesia, dan memiliki makna bahwa kesejahteraan dan kehidupan masyarakat haruslah merata, seimbang, dan damai. Tidak ada satu golongan pun yang diuntungkan dan tidak ada satu pun yang dirugikan. Oleh karena itu, setiap kebijakan negara haruslah bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan seluruh warganya serta melindungi seluruh warganya dan seluruh wilayahnya, serta mencerdaskan seluruh warganya.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa:
mengikutsertakan seluruh rakyat dalam kehidupan ekonomi, sosial dan budaya. Membagi beban dan hasil usaha bersama secara proporsional di antara semua warga negara dengan memperhatikan secara khusus mereka yang lemah kedudukannya agar tidak terjadi ketidakadilan serta kesewenang-wenangan dari pihak yang kuat terhadap pihak yang lemah.
Artikel ini dibuat hanya untuk informasi semata. Jika Anda ingin mengetahui lebih jauh tentang pembahasan ini, silakan baca buku atau sumber informasi yang ada di bagian referensi. Terima kasih.
REFERENSI
Artikel:
1. Pusaka Indonesia. Makna Lima Sila dalam Pancasila. Diakses pada tanggal: 06/10/2015
2. Drs. Kaelan, M.S.. (2003). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma
Gambar:
Dokumen pribadi