Pendekatan Ilmiah
Rasa keingintahuan manusia yang besar membutuhkan sebuah jawaban untuk memenuhinya. Salah satu cara untuk memuaskan rasa ingin tahu tersebut adalah dengan melakukan pendekatan ilmiah, sehingga pengetahuan dan jawaban yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan.
Pengertian pendekatan ilmiah
Pendekatan ilmiah adalah mekanisme atau cara mendapatkan pengetahuan dengan prosedur yang didasarkan pada suatu struktur logis yang terdiri atas beberapa tahapan kerja, yaitu:
- adanya kebutuhan objektif,
- perumusan masalah,
- pengumpulan teori,
- perumusan hipotesis,
- pengumpulan data/informasi/fakta,
- analisis data,
- penarikan kesimpulan.
Secara sederhana, pendekatan ilmiah yaitu pendekatan disipliner dan pendekatan ilmu pengetahuan yang fungsional terhadap masalah tertentu.
Di dalam pendekatan ilmiah, dituntut untuk dilakukan cara-cara atau langkah-langkah dengan tata urutan tertentu pula sehingga tercapai pengetahuan yang benar dan logis.
Menurut Cholid Narbuko (6:2007), untuk dapat berpikir ilmiah maka akan melalui tiga tahap, yaitu:
- Skeptik
Adalah upaya untuk selalu menanyakan bukti-bukti atau fakta-fakta terhadap setiap pernyataan. - Analitik
Adalah kegiatan untuk selalu menimbang-nimbang setiap permasalahan yang dihadapinya, mana yang relevan, mana yang menjadi masalah utama, dan sebagainya. - Kritik
Adalah berupaya untuk mengembangkan kemampuan menimbangnya selalu objektif. Untuk ini maka dituntut agar data dan pola berpikirnya selalu logis.
Ciri-ciri pendekatan ilmiah
Menurut Checkland dalam Aria Susman, berdasarkan sejarah perkembangan ilmu, didapatkan tiga karakteristik utama dari pendekatan ilmiah, yaitu:
- Reductionism
Reductionism adalah pendekatan yang mereduksi kompleksitas permasalahan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, sehingga dapat dengan mudah diamati dan diteliti. Pendekatan analitikal adalah nama lain dari reductionism, yaitu mencoba untuk mencari unsur-unsur yang menjelaskan fenomena tersebut dengan hukum sebab akibat. Asumsi dari reductionism ini adalah bahwa fenomena keseluruhan dapat dijelaskan dengan mengetahui fenomena dari unsur-unsurnya. Ada satu istilah yang sering digunakan dalam hal ini, yaitu keseluruhan adalah merupakan hasil penjumlahan dari unsur-unsurnya. Oleh karena itu, berpikir linier adalah juga merupakan nama lain dari reductionism. - Repeatability
Repeatability yaitu suatu pengetahuan disebut ilmu, bila pengetahuan tersebut dapat dibuktikan dengan mengulang eksperimen atau penelitian yang dilakukan oleh orang lain di tempat dan waktu yang berbeda. Sifat ini akan menghasilkan suatu pengetahuan yang bebas dari subjektifitas, emosi, dan kepentingan. Ini didasarkan pada pemahaman bahwa ilmu adalah pengetahuan milik umum, sehingga setiap orang yang berkepentingan harus dapat memeriksa kebenarannya dengan mengulangi eksperimen atau penelitian yang dilakukan. - Refutation
Sifat ini mensyaratkan bahwa suatu ilmu harus memuat informasi yang dapat ditolak kebenarannya oleh orang lain. Suatu pernyataan bahwa besok mungkin hujan atau pun tidak, memuat informasi yang tidak layak untuk disebut ilmu, karena tidak dapat ditolak. Ilmu adalah pengetahuan yang memiliki risiko untuk ditolak, sehingga ilmu adalah pengetahuan yang dapat berkembang. Sebagai contoh, teori Newton ditolak oleh Eisntein sehingga menghasilkan teori baru tentang relativitas.
Pola pikir pendekatan ilmiah
Pola pikir pendekatan ilmiah terdiri dari dua hal, yaitu:
- Induktif
Pengambilan kesimpulan dari kasus yang bersifat khusus menjadi kesimpulan yang bersifat umum. (Baca: Penalaran Induktif) - Deduktif
Pengambilan kesimpulan dari yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat khusus. (Baca: Penalaran Deduktif)
Sebagai tambahan, silakan baca juga Penalaran dan Kesalahan Penalaran.
Artikel ini dibuat hanya untuk informasi semata. Jika Anda ingin mengetahui lebih jauh tentang pembahasan ini, silakan baca buku atau sumber informasi yang ada di bagian referensi. Terima kasih.
REFERENSI
Artikel:
1. media154. Ilmu Pengetahuan dan Pendekatan Ilmiah. Diakses pada tanggal: 04/09/2015
2. Aria Susman. Pendekatan Ilmiah. Diakses pada tanggal: 04/09/2015
3. Drs. Cholid Narbuko dan Drs. H. Abu Achmadi. (2007). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara
Gambar:
Dokumen pribadi