Kesalahan Penalaran
Tanpa sadar terkadang terjadi kesalahan penalaran dalam berpikir. Seperti sudah dibahas, bahwa terdapat dua jenis penalaran yaitu penalaran induktif dan deduktif maka kesalahan penalaran pun dapat terjadi dalam proses berpikir induktif maupun berpikir deduktif.
Kesalahan penalaran induktif
Kesalahan penalaran induktif dapat terjadi pada ketiga cara berpikir, baik itu generalisasi, analogi, maupun sebab akibat. Berikut ini adalah beberapa kesalahan penalaran induktif yaitu:
- Generalisasi terlalu luas
Kesalahan generalisasi bisa terjadi karena generalisasi terlalu luas.
Contoh:
Melihat beberapa orang Bali pandai menari, seorang tamu asing lalu mengatakan bahwa semua orang Bali pandai menari.
Kesimpulan dalam generalisasi di atas kurang tepat karena sampelnya terlalu kecil sehingga tidak bisa mewakili populasi. - Dasar analogi yang digunakan bukan merupakan ciri esensial
Kesalahan dalam berpikir analogi bisa terjadi akibat dasar analogi yang digunakan bukan merupakan ciri esensial.
Contoh:
Anto akan menjadi presiden karena dia adalah anggota TNI. - Kesalahan penilaian hubungan sebab akibat
Kesalahan pada cara berpikir sebab akibat bisa terjadi karena kesalahan penilaian hubungan sebab akibat. Kesalahan semacam ini sering terjadi pada kesimpulan yang didasarkan takhayul atau kesalahan yang terdapat pada iklan.
Contoh:
Berkat sabun X, Toto menjadi juara kelas.
Guci ajaib menyebabkan tanah menjadi subur.
Pernyataan pertama tidak dapat diterima karena penentuan sebab sangat mustahil. Tidak mungkin predikat juara kelas dapat dicapai hanya dengan memakai sabun X, hal itu hanya kebetulan saja. Sedangkan pernyataan kedua tidak dapat diterima karena didasarkan pada takhayul belaka.
Kesalahan penalaran deduktif
Kesalahan penalaran deduktif bisa terjadi karena beberapa hal, misalnya:
- Premis mayornya tidak dibatasi
- Penarikan kesimpulan dari dua premis negatif
- Penarikan kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi
- Term tengah tidak merupakan bagian mayor pada premis mayor
Kesalahan penalaran sering kali mengakibatkan tersusunnya kalimat yang tidak jelas.
Misalnya:
Rumah itu ingin saya beli.
Susunan kalimat yang benar adalah:
Rumah itu akan saya beli.
Saya akan membeli rumah itu.
Saya ingin membeli rumah itu.
Artikel ini dibuat hanya untuk informasi semata. Jika Anda ingin mengetahui lebih jauh tentang pembahasan ini, silakan baca buku atau sumber informasi yang ada di bagian referensi. Terima kasih.
REFERENSI
Artikel:
Berbagai sumber
Gambar:
Dokumen pribadi