Kata dan Maaf
Pernahkah Anda menyesali kata-kata yang telah Anda sampaikan karena kata-kata itu telah menyakiti orang lain? Apa yang Anda lakukan setelah mengatakan semua itu? Ataukah Anda tidak pernah menyesali kata-kata yang Anda katakan walaupun itu telah menyakiti perasaan orang lain?
Untaian kata terkadang bisa sangat menyakitkan, bahkan ada pepatah yang mengatakan bahwa kata-kata bisa lebih tajam daripada pedang. Tidak salah memang, karena sudah terbukti bahwa kata-kata bisa membunuh, menyebabkan perang, atau memupuk kebencian yang bisa bertahan puluhan generasi.
Jadi apa yang harus kita lakukan jika kita terlanjur mengucapkan kata-kata yang menyakiti perasaan orang lain? Jawabannya sangat sederhana dan klise, meminta maaf kepada orang yang sudah kita sakiti dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi.
Kata maaf memang hanya terdiri dari 4 huruf, tapi lebih sulit diucapkan dari ribuan kata hinaan. Kenapa kata maaf susah untuk dikatakan? Karena kata maaf itu memangkas keegoisan kita dan menegaskan bahwa kita tidak lebih baik daripada orang lain. Bagi kita yang memiliki tingkat egoisme yang tinggi, sangat sulit untuk “menunduk” di hadapan orang lain, yang disebabkan oleh anggapan bahwa derajat kita lebih tinggi daripada orang lain.
Latihan sederhana yang bisa kita lakukan supaya mudah untuk meminta maaf adalah mintalah ampunan kepada Tuhan sesering mungkin, apabila sulit dengan lisan maka ucakanlah dalam hati. Memang sulit untuk diamalkan tetapi tidak ada salahnya untuk dicoba.
Terkadang kata-kata yang tajam harus dikeluarkan, bisa untuk memarahi atau memotivasi. Tapi ingat! Gunakan pada saat yang tepat, dengan cara yang tepat, dan kepada orang yang tepat. Jika tidak bisa, lebih baik diam atau pilihlah kata-kata yang lebih lembut.
Jadi pastikan kita “mencicipi” terlebih dahulu kata-kata yang akan kita sampaikan, sebelum kata-kata itu menjadi pisau yang bisa menikam kita atau bahkan bisa menyakiti orang-orang yang kita cintai. Semoga kita bisa menjadi manusia yang lebih manusia lagi. Aamiin.
Anda bebas menggunakan dan menyebarluaskan artikel di halaman ini secara wajar serta tidak untuk kegiatan ilegal, tapi mohon sertakan tautan hidup ke situs web ini. Terima kasih.
REFERENSI
Artikel:
Pribadi
Gambar:
pixabay.com