Pengertian Partisipasi
Pengertian pastisipasi bisa ditinjau dari sisi etimologis, tetapi untuk lebih jelasnya, silakan simak beberapa pendapat ahli mengenai pengertian partisipasi berikut ini.
Pengertian partisipasi dapat ditinjau dari segi etimologis, sebagaimana dikemukakan oleh Soekanto (1983:425), bahwa:
Kata partisipasi merupakan pinjaman dari Bahasa Belanda “Participatie” atau dari Bahasa Inggris “Participation” yang sebenarnya berasal dari bahasa latin “Participatio” yang terdiri dari dua suku kata yakni “pars” yang berarti bagian, dan “capere” yang berarti mengambil. Dari arti dua suku kata tersebut, mempunyai arti mengambil bagian. Dengan demikian partisipasi mengandung pengertian aktif, yakni adanya kegiatan atau aktivitas.
Dari pengertian tersebut di atas menunjukkan bahwa partisipasi mengandung arti adanya keikutsertaan untuk mengambil bagian melalui kegiatan-kegiatan secara aktif. Keikutsertaan individu-individu sebagai anggota masyarakat akan menciptakan kebersamaan yang mempunyai pengaruh besar terhadap pelaksanaan dan keberhasilan suatu kegiatan.
Pengertian partisipasi menurut Mubyarto (1984:35) yaitu:
“… partisipasi adalah kesediaan untuk membantu berhasilnya setiap program sesuai dengan kemampuan setiap orang tanpa berarti mengorbankan kepentingan diri sendiri”.
Dari pernyataan ini mengandung pengertian bahwa partisipasi menuntut kesediaan secara ikhlas tanpa paksaan dari pihak lain.
Selanjutnya, Koentjaraningrat (1985:79) menggolongkan partisipasi ke dalam dua tipe, yaitu “partisipasi dalam kegiatan-kegiatan bersama dalam pembangunan dan partisipasi sebagai individu di luar aktivitas-aktivitas bersama dalam pembangunan”. Lebih lanjut Koentjaraningrat menjelaskan kedua tipe tersebut sebagai berikut:
Dalam tipe partisipasi yang pertama, rakyat pedesaan diajak, dipersuasi, diperintahkan atau dipaksa oleh wakil-wakil dari beraneka departemen atau oleh Pamong Desa untuk berpartisipasi dan menyumbangkan tenaga atau hartanya pada proyek-proyek pembangunan yang khusus dan biasanya bersifat fisik. Kalau rakyat ikut serta berdasarkan atas keyakinannya bahwa proyek itu akan bermanfaat baginya, maka mereka akan berpartisipasi dengan semangat dan spontanitas yang besar, tanpa mengharapkan upah tinggi. Sebaliknya kalau mereka diperintahkan dan dipaksa oleh atasan mereka untuk ikut menyumbangkan tenaga atau harta mereka kepada proyeknya tadi, maka mereka akan berpartisipasi dengan semangat kerja rodi. Contoh-contoh dari partisipasi seperti terurai di atas adalah misalnya: partisipasi orang desa dalam proyek pengerasan atau melebarkan jalan desa, dalam membuat saluran irigasi, dalam membuat jembatan desa, dalam proyek penghijauan, kursus buta huruf, dan sebagainya.
Dalam tipe partisipasi yang kedua, tidak ada aktivitas bersama yang khusus tetapi ada proyek-proyek pembangunan biasanya yang tidak bersifat fisik dan tidak memerlukan suatu partisipasi rakyat atas perintah atau paksaan dari atasannya tetapi atas dasar kemauan mereka sendiri. Contoh dari tipe partisipasi seperti ini misalnya partisipasi dalam Bimas, menjadi akseptor KB, menabung uang di Tabanas, dan sebagainya.
Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa partisipasi adalah keikutsertaan seseorang atau sekelompok orang, baik sebagai individu di luar aktivitas bersama secara aktif yang dilandasi oleh sikap, kehendak dan kesadaran untuk mengusahakan berhasilnya suatu kegiatan, sehingga dapat mencapai kehidupan yang lebih baik sesuai dengan tujuan negara, yaitu terwujudnya masyarakat.
Artikel ini dibuat hanya untuk informasi semata. Jika Anda ingin mengetahui lebih jauh tentang pembahasan ini, silakan baca buku atau sumber informasi yang ada di bagian referensi. Terima kasih.
REFERENSI
Artikel:
Berbagai sumber
Gambar:
Dokumen pribadi